Selasa, 21 Juni 2016

Rangkuman Metode Pembelajaran

Rangkuman Makalah Pembelajaran Inovatif II


Dosen Pembimbing:
Lestariningsih, S.Pd., M.Pd.

Oleh:

1.    Citra Windihyanti F.            (1431022)


STKIP PGRI SIDOARJO
Jalan Kemiri, Telp.(031) 8950181, Fax.(031) 8071354, Sidoarjo.
Website : http://stkippgri-sidoarjo.ac.id
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
2016


Contextual Teaching and Learning (CTL)



1.    Pengertian
CTL adalah konsep pembelajaran yang melibatkan siswa untuk melihat makna di dalam materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.

2.    Sejarah
CTL telah jauh dikembangkan oleh ahli-ahli pendidikan dan bukan barang baru, salah satunya adalah John Dewey, seperti dikatakan Dewey bahwa model pembelajaran ini dikembangkannya pada tahun 1916, yang ia sebut dengan Learning by doing ini era tahun 1916, kemudian tahun 1970-an konsep model pembelajaran kontekstual ini lebih dikenal dengan experiential learning, kemudian pada era tahun 1970-1980 lebih dikenal dengan applied learning, pada tahun 1990-an model kontekstual ini dikenal dengan school to work. Kemudian pada era tahun 2000-an, model kontekstual ini lebih efektif digunakan.

3.    Karakteristik
Sofyan dan Amiruddin (2007: 16) mengemukakan bahwa karakteristik pembelajaran CTL yaitu: (1) Kerjasama; (2) Saling menunjang; (3) Menyenangkan, tidak membosankan; (4) Belajar dengan bergairah; (5) Pembelajaran terintegrasi; (6) Menggunakan berbagai sumber; (7) Peserta didik aktif; (8) Sharing dengan teman; dan (9) Peserta didik kritis dan kreatif.

4.    Prinsip-Prinsip
Menurut Johnson (2008:69) ada tiga prinsip ilmiah dalam CTL  yaitu:
1)   Prinsip Kesaling-bergantungan
2)   Prinsip Diferensiasi
3)   Prinsip Pengaturan Diri

5.    Kelebihan dan Kekurangan
Rusman (2011: 199) mengemukakan keunggulan pembelajaran CTL, sebagai berikut:
a.    Mengembangkan pemikiran siswa untuk melakukan kegiatan belajar lebih bermakna apakah dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkontruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru yang baru dimilikinya.
b.    Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik yang diajarkan.
c.    Mengembangkan sifat ingin tahu siswa melalui memunculkan pertanyaan-pertanyaan.
d.   Menciptakan masyarakat belajar, seperti melalui kegiatan kelompok berdiskusi, tanya jawab dan lain sebagainya.
e.    Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran, bisa melalui ilustrasi, model, bahkan media yang sebenarnya.
f.     Membiasakan anak untuk melakukan refleksi dari setiap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
g.    Melakukan penelian secara objektif, yaitu penilaian kemampuan yang sebenarnya pada setiap siswa.
Di samping memiliki keunggulan, pembelajaran dengan menggunakan CTL juga memiliki kelemahan antara lain, bagi guru kelas, guru harus memiliki kemampuan untuk memahami secara mendalam dan komprehensif tentang,
a.    Konsep pembelajaran dengan menggunakan CTL itu sendiri, dimana guru harus menyiapkan pembelajaran sesuai dengan sintaks-sintaks CTL.
b.    Pontensi individual siswa dikelas, dimana guru harus bisa menciptakan masyarakat belajar di dalam menerapkan model pembelajaran CTL.
c.    Beberapa pendekatan dalam pembelajaran yang berorientasi kepada aktivitas siswa, dimana guru harus lebih menampilkan aktivitas siswa dengan menggunakan model pembelajaran CTL.
d.   Sarana, media, alat bantu serta kelengkapan pembelajaran yang menunjang aktivitas siswa dalam belajar, guru dituntut untuk lebih kreatif dalam hal membuat media, alat bantu serta kelengkapan pembelajaran.
Sedangkan bagi siswa diperlukan kemampuan tentang inisiatif dan kreatifitas dalam belajar, memiliki wawasan pengetahuan yang memadai dari setiap mata pelajaran, adanya perubahan sikap dalam menghadapi persoalan dan memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi dalam menyelesaikan tugas-tugas.

6.    Langkah-langkah
1.      Pendahuluan
2.      Kegiatan Inti
3.      Penutup


Penerapan Lesson Study dalam Pembelajaran Matematika 



A.     Sejarah Lesson Study
Lesson Study telah berkembang sejak abad 18 di negara Jepang. Konsep Lesson Study semakin berkembang pada tahun 1995 berkat kegiatan The Third International Mathematics and Science Study (TIMSS) yang diikuti oleh empat puluh satu negara dan ternyata dua puluh satu negara di antaranya memperoleh skor rata-rata matematika yang secara signifikan lebih tinggi dari skor rata-rata matemtika di Amerika Serikat.
Di Indonesia, konsep Lesson Study berkembang melalui program Indonesia Mathematics and Science Teacher Education Project (IMSTEP) yang diimplementasikan sejak Oktober tahun 1998 di tiga IKIP

B.     Pengertian Lesson Study
Lesson Study bukan sebuah metode atau strategi pembelajaran tetapi serangkaian kegiatan pembelajaran yang dapat diterapkan di dalamnya berbagai metode atau strategi pembelajaran yang dianggap efektif dan sesuai dengan situasi, kondisi, dan permasalahan faktual yang dihadapi guru di dalam kelas, dan Lesson Study merupakan suatu cara peningkatan mutu pendidikan yang tak pernah berakhir (continuous improvement), alias inovasi yang tiada henti.
C.     Ciri-Ciri Lesson Study
        1.      Tujuan bersama untuk jangka panjang.
        2.      Materi pelajaran yang penting.
        3.      Studi tentang siswa secara cermat.
        4.      Observasi pembelajaran secara langsung.

D.     Prinsip-Prinsip Lesson Study
         1.      Diusahakan adanya kegiatan hands-on dan mind-on selama pembelajaran tersebut berlangsung,
         2.      Pembelajaran diusahakan dapat menyentuh permasalahan yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari siswa,
       3.      Perencanaan pembelajaran tersebut mencoba mengembangkan media pembelajaran yang berbasis local materials.
E.     Tahapan Kegiatan Lesson Study
Lesson Study terdiri dari 3 tahapan yaitu: perencanaan (plan), pelaksanaan (do), dan refleksi (see).

F.      Keunggulan dan Kelemahan Lesson Study
1.      Keunggulan Lesson Study
a.       Membantu guru untuk mengobservasi dan mengkritisi pembelajarannya
b.      Meningkatkan mutu guru dan mutu pembelajaran yang pada gilirannya berakibat pada peningkatan mutu lulusan
c.       Memperbaiki praktek pembelajaran di kelas
d.      Meningkatkan kolaborasi antar sesama guru dalam pembelajaran
            2.      Kelemahan Lesson Study
a.       Kurangnya pemahaman dan komitmen guru mengenai apa, mengapa, dan bagaimana melaksanakannya.
b.      Kurang terbiasa mengembangkan budaya saling belajar



Penerapan Metode Pembelajaran Inkuiry dalam Pembelajaran Matematika 


A.    Pengertian Metode Pembelajaran Inkuiri
Metode inkuiri adalah metode pembelajaran dimana siswa dituntut untuk lebih aktif dalam proses penemuan, penempatan siswa lebih banyak belajar sendiri serta mengembangkan keaktifan dalam memecahkan masalah.
B.      Sejarah Metode Pembelajaran Inkuiri
Model inkuiri pertama kali dikembangkan oleh Richad Suchman pada tahun 1962 yang memandang hakikat belajar sebagai latihan berpikir melalui pertanyaan-pertanyaan.
C.    Karakteristik Metode Pembelajaran Inkuiri
Menurut Sanjaya (2006 : 197) ada beberapa hal yang menjadi karakteristik utama dalam metode pembelajaran inkuiri, yaitu :
Metode inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan. metode pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar melainkan sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa.
D.    Ciri-ciri Metode Pembelajaran Inkuiri
a.       Jawaban yang dicari siswa tidak diketahui terlebih dahulu
b.      Siswa berhasrat untuk menemukan pemecahan masalah
c.       Suatu masalah ditemukan dengan pemecahan siswa sendiri
d.      Hipotesis dirumuskan oleh siswa untuk membimbing percobaan atau eksperimen.
e.       Para siswa mengusulkan cara-cara pengumpulan data dengan mengumpulkan data, mengadakan pengamatan, membaca atau menggunakan sumber lain.
f.       Siswa melakukan penelitian secara individu atau berkelompok untuk mengumpulkan data yang diperlukan untuk menguji hipotesis tersebut.
g.      Siswa mengolah data sehingga mereka sampai pada kesimpulan.
E.     Prinsip Metode Pembelajaran Inkuiri
a.       Berorientasi pada pengembangan intelektual
Tujuan utama dari strategi inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir.
b.      Prinsip interaksi
Pembelajaran adalah proses interaksi, baik interaksi antara siswa maupun interaksi.
c.       Prinsip bertanya
Kemampuan guru dalam bertanya pada pembelajaran yang menggunakan metode inkuiri sangat diperlukan dengan guru, bahkan interaksi antara siswa dengan lingkungan.
d.      Prinsip belajar untuk berpikir
Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir, yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak.
e.       Prinsip keterbukaan
Belajar adalah suatu proses mencoba berbagai kemungkinan. Dalam metode inkuiri, tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan.
F.     Kelebihan dan Kelemahan Metode Inkuiri
a.       Kelebihan Metode Inkuiri :
a.       Siswa aktif dalam kegiatan belajar, sebab ia berfikir sebab ia berfikir dan menggunakan kemampuan untuk hasil akhir
b.      Perkembangan cara berpikir ilmiah, seperti menggali pertanyaan, mencari jawaban, dan menyimpulkan/memperoses keterangan dengan metode inkuiri dapat dikembangkan seluas-luasnya
c.       Dapat melatih anak untuk belajar sendiri dengan positif sehingga dapat mengembangkan pendidikan demokrasi.
b.      Kelemahan metode inkuiri :
a.       Belajar mengajar dengan metode inkuiri memerlukan kecerdasarn anak yang tinggi. Bila anak kurang cerdas, hasilnya kurang efektif
b.      Metode inkuri kurang cocok pada anak yang usianya terlalu muda, misalnya anak SD.
G.    Langkah-langkah
Adapun syarat-syarat penerapan metode inkuiri adalah :
a.       Merumuskan topik inkuiri dengan jelas dan bermanfaat bagi siswa
b.      Membentuk kelompok yang seimbang, baik akademik maupun sosial
c.       Menjelaskan tugas dan menyediakan balikan kepada kelompok-kelompok dengan cara yang responsif dan tepat waktunya.
d.      Sekali-kali perlu intervensi oleh guru agar terjadi interaksi antarpribadi yang sehat dan demi kemajuan tugas.
e.       Melaksanakan penilaian terhadap kelompok, baik terhadap kemajuan kelompok maupun terhadap hasil-hasil yang dicapai (Hamalik, 2004 : 65).



STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

(PROJECT BASED LEARNING)



A.    Sejarah Pembelajaran Berbasis Proyek
Munculnya gagasan tentang metode pembelajaran berbasis proyek diawali dengan adanya metode problem-based learning. Problem-based learning sendiri berawal dari fenomena di lapangan yaitu banyak dari lulusan pendidikan medis (kedokteran) yang memiliki pengetahuan faktual dan akademik tinggi namun tidak mampu menerapkan pengetahuannya dalam penanganan pasien sungguhan. problem-based learning dikembangkan pada akhir 1960-an untuk tujuan utama yakni digunakan untuk pelatihan dokter di Universitas McMaster di Ontario, Kanada  Setelah mengkaji tentang pendidikan yang dilakukan terhadap calon tenaga medis maka dikembangkan suatu program pembelajaran yang menempatkan calon tenaga medis ke dalam situasi simulatif yang dikenal dengan problem-based learning

B.  Pengertian Pembelajaran Berbasis Proyek (PBL)
Pembelajaran Berbasis Proyek (PBL) merupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata. Pembelajaran berbasis proyek dirancang untuk digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan siswa dalam melakukan insvestigasi dan memahaminya.

C.  Karakteristik Pembelajaran Berbasis Proyek (PBL)
1.      Siswa membuat keputusan dan membuat langkah kerja,
2.      Terdapat masalah yang pemecahan masalahnya tidak ditemukan sebelumnya,
3.      Siswa merancang proses untuk menyancapai hasil,
4.      Siswa bertanggung jawab untuk mendapatkan dan mengelola informasi yang dikumpulkan,
5.      Siswa melakukan evaluasi secara kontinu,
6.      Siswa secara teratur melihat kembali apa yang mereka kerjakan,
7.      Hasil akhir berupa produk dan dievaluasi kualitasnya, dan
8.      Kelas memiliki atmosfir yang memberi toleransi kesalahan dan perubahan.

D.    Prisnsip – Prinsip Pembelajaran Berbasis Proyek (PBL)
1.      Prinsip Sentralistis (centrality) menegaskan bahwa Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan efisiensi dari kurikulum.
2.      Prinsip Pertanyaa Pendorong / Penuntun (driving question) berarti bahwa kerja proyek berfokus pada “pertanyaan atau permasalahan” yang dapat mendorong siswa untuk berjuang memperoleh konsep atau prinsip utama suatu bidang tertentu.
3.      Prinsip Investigasi Konstruktif (constructive investigation) yaitu proses yang mengarah kepada pencapaina tujuan.
4.      Prinsip otonomi (autonomy) dalam pembelajaran berbasis proyek dapat diartikan sebagai kemandirian siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran
5.      Prinsip Realistis (realism) pembelajaan berbasis proyek harus dapat memberikan perasaan realistis kepada siswa, termasuk dalam memilih topik, tugas dan peran konteks kerja.

E.     Kelebihan Pembelajran Berbasis Proyek (PBL)
a.       Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
b.      Membuat siswa menjadi lebih aktif dan berhasil memecahkan problem – problem yang kompleks.
c.       Mendorong siswa untuk mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan komunikasi.
d.      Meningkatkan keterampilan siswa dalam mengelola sumber.
e.       Memberikan pengalaman pembelajaran dan praktik kepada siswa dalam mengorganisasi proyek.
f.       Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan siswa secara kompleks dan dirancang untuk berkembang sesuai dunia nyata.
g.      Melibatkan siswa untuk belajar mengambil informasi dan menunjukkan pengetahuan yang dimiliki, kemudian di implementasikan dengan dunia nyata.
h.      Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga siswa maupun guru menikmati proses pembelajaran.

F.     Kekurangan Pembelajaran Berbasis Proyek (PBL)
a.     Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah.
b.     Membutuhkan biaya dan peralatan yang cukup banyak.
c.      Banyak guru yang merasa nyaman dengan kelas tradisional, di mana guru memegang peran utama di kelas.
d.     Siswa yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan.
e.      Ada kemungkinan siswa yang kurang aktif dalam kerja kelompok.
f.       Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing kelompok berbeda, di khawatirkan siswa tidak bisa memahami topik secara keseluruhan.

G.    Langkah – Langkah  Pembelajaran Berbasis Proyek (PBL)
Penjelasan Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Proyek sebagai berikut.
1.      Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential Question).
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas
2.      Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project).
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara guru dan siswa. Perencanaan berisi tentang aturan main.
3.      Menyusun Jadwal (Create a Schedule)
Guru dan siswa secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain: (1) membuat timeline (2) membuat deadline penyelesaian proyek, (3) membawa siswa agar merencanakan cara yang baru, (4) membimbing siswa ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan proyek, dan (5) meminta siswa untuk membuat penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu cara.
4.      Memonitor siswa dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the Progress of the Project)
Guru bertanggung jawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas siswa selama menyelesaikan proyek.
5.      Menguji Hasil (Assess the Outcome)
Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur ketercapaian standar.
6.      Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience)

Pada akhir proses pembelajaran, siswa dan guru melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok.