Rangkuman
Makalah Pembelajaran Inovatif II
Dosen
Pembimbing:
Lestariningsih,
S.Pd., M.Pd.
Oleh:
1.
Citra
Windihyanti F. (1431022)
STKIP PGRI SIDOARJO
Jalan Kemiri, Telp.(031) 8950181, Fax.(031)
8071354, Sidoarjo.
Website : http://stkippgri-sidoarjo.ac.id
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
2016
Contextual
Teaching and Learning (CTL)
1.
Pengertian
CTL adalah konsep pembelajaran yang
melibatkan siswa untuk melihat makna di dalam materi yang dipelajari dan
menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk
dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.
2.
Sejarah
CTL telah jauh
dikembangkan oleh ahli-ahli pendidikan dan bukan barang baru, salah satunya
adalah John Dewey, seperti dikatakan Dewey bahwa model pembelajaran ini
dikembangkannya pada tahun 1916, yang ia sebut dengan Learning by doing ini era tahun 1916, kemudian tahun 1970-an konsep
model pembelajaran kontekstual ini lebih dikenal dengan experiential learning, kemudian pada era tahun 1970-1980 lebih
dikenal dengan applied learning, pada
tahun 1990-an model kontekstual ini dikenal dengan school to work. Kemudian pada era tahun 2000-an, model kontekstual
ini lebih efektif digunakan.
3.
Karakteristik
Sofyan dan Amiruddin (2007: 16)
mengemukakan bahwa karakteristik pembelajaran CTL yaitu: (1) Kerjasama; (2) Saling menunjang; (3) Menyenangkan, tidak
membosankan; (4) Belajar dengan bergairah; (5) Pembelajaran terintegrasi; (6)
Menggunakan berbagai sumber; (7) Peserta didik aktif; (8) Sharing dengan teman;
dan (9) Peserta didik kritis dan kreatif.
4.
Prinsip-Prinsip
Menurut Johnson (2008:69) ada tiga
prinsip ilmiah dalam CTL yaitu:
1) Prinsip
Kesaling-bergantungan
2) Prinsip Diferensiasi
3) Prinsip
Pengaturan Diri
5.
Kelebihan
dan Kekurangan
Rusman
(2011: 199) mengemukakan keunggulan pembelajaran CTL, sebagai berikut:
a.
Mengembangkan pemikiran siswa untuk
melakukan kegiatan belajar lebih bermakna apakah dengan cara bekerja sendiri,
menemukan sendiri, dan mengkontruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru
yang baru dimilikinya.
b.
Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri
untuk semua topik yang diajarkan.
c.
Mengembangkan sifat ingin tahu siswa
melalui memunculkan pertanyaan-pertanyaan.
d.
Menciptakan masyarakat belajar, seperti
melalui kegiatan kelompok berdiskusi, tanya jawab dan lain sebagainya.
e.
Menghadirkan model sebagai contoh
pembelajaran, bisa melalui ilustrasi, model, bahkan media yang sebenarnya.
f.
Membiasakan anak untuk melakukan
refleksi dari setiap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
g.
Melakukan penelian secara objektif,
yaitu penilaian kemampuan yang sebenarnya pada setiap siswa.
Di samping memiliki keunggulan,
pembelajaran dengan menggunakan CTL juga memiliki kelemahan antara lain, bagi
guru kelas, guru harus memiliki kemampuan untuk memahami secara mendalam dan
komprehensif tentang,
a.
Konsep pembelajaran dengan menggunakan
CTL itu sendiri, dimana guru harus menyiapkan pembelajaran sesuai dengan
sintaks-sintaks CTL.
b.
Pontensi individual siswa dikelas,
dimana guru harus bisa menciptakan masyarakat belajar di dalam menerapkan model
pembelajaran CTL.
c.
Beberapa pendekatan dalam pembelajaran
yang berorientasi kepada aktivitas siswa, dimana guru harus lebih menampilkan
aktivitas siswa dengan menggunakan model pembelajaran CTL.
d.
Sarana, media, alat bantu serta
kelengkapan pembelajaran yang menunjang aktivitas siswa dalam belajar, guru
dituntut untuk lebih kreatif dalam hal membuat media, alat bantu serta
kelengkapan pembelajaran.
Sedangkan bagi siswa diperlukan
kemampuan tentang inisiatif dan kreatifitas dalam belajar, memiliki wawasan
pengetahuan yang memadai dari setiap mata pelajaran, adanya perubahan sikap
dalam menghadapi persoalan dan memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi
dalam menyelesaikan tugas-tugas.
6.
Langkah-langkah
1. Pendahuluan
2. Kegiatan
Inti
3. Penutup
Penerapan Lesson Study dalam
Pembelajaran Matematika
A.
Sejarah
Lesson Study
Lesson
Study telah berkembang sejak abad 18 di negara Jepang.
Konsep Lesson Study semakin berkembang pada tahun 1995 berkat kegiatan
The Third International Mathematics and Science Study (TIMSS) yang
diikuti oleh empat puluh satu negara dan ternyata dua puluh satu negara di
antaranya memperoleh skor rata-rata matematika yang secara signifikan lebih
tinggi dari skor rata-rata matemtika di Amerika Serikat.
Di Indonesia, konsep Lesson Study
berkembang melalui program Indonesia Mathematics and Science Teacher
Education Project (IMSTEP) yang diimplementasikan sejak Oktober tahun 1998
di tiga IKIP
B.
Pengertian
Lesson Study
Lesson
Study bukan sebuah metode atau strategi pembelajaran
tetapi serangkaian kegiatan pembelajaran yang dapat diterapkan di dalamnya
berbagai metode atau strategi pembelajaran yang dianggap efektif dan sesuai
dengan situasi, kondisi, dan permasalahan faktual yang dihadapi guru di dalam
kelas, dan Lesson Study merupakan suatu cara peningkatan mutu pendidikan
yang tak pernah berakhir (continuous improvement), alias inovasi yang
tiada henti.
C.
Ciri-Ciri
Lesson Study
1.
Tujuan bersama untuk jangka panjang.
2.
Materi pelajaran yang penting.
3.
Studi tentang siswa secara cermat.
4.
Observasi pembelajaran secara langsung.
D.
Prinsip-Prinsip Lesson Study
1. Diusahakan
adanya kegiatan hands-on dan mind-on selama pembelajaran tersebut berlangsung,
2. Pembelajaran
diusahakan dapat menyentuh permasalahan yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari
siswa,
3. Perencanaan
pembelajaran tersebut mencoba mengembangkan media pembelajaran yang berbasis local materials.
E.
Tahapan
Kegiatan Lesson Study
Lesson
Study terdiri
dari 3 tahapan yaitu: perencanaan (plan), pelaksanaan (do), dan refleksi (see).
F.
Keunggulan
dan Kelemahan Lesson Study
1. Keunggulan
Lesson Study
a.
Membantu guru untuk
mengobservasi dan mengkritisi pembelajarannya
b. Meningkatkan
mutu guru dan mutu pembelajaran yang pada gilirannya berakibat pada peningkatan
mutu lulusan
c. Memperbaiki
praktek pembelajaran di kelas
d. Meningkatkan
kolaborasi antar sesama guru dalam pembelajaran
2.
Kelemahan Lesson Study
a.
Kurangnya pemahaman dan
komitmen guru mengenai apa, mengapa, dan bagaimana melaksanakannya.
b.
Kurang terbiasa
mengembangkan budaya saling belajar
Penerapan
Metode Pembelajaran Inkuiry dalam
Pembelajaran Matematika
A.
Pengertian
Metode Pembelajaran Inkuiri
Metode inkuiri adalah metode
pembelajaran dimana siswa dituntut untuk lebih aktif dalam proses penemuan,
penempatan siswa lebih banyak belajar sendiri serta mengembangkan keaktifan
dalam memecahkan masalah.
B.
Sejarah
Metode Pembelajaran Inkuiri
Model inkuiri pertama kali dikembangkan
oleh Richad Suchman pada tahun 1962 yang memandang hakikat belajar sebagai
latihan berpikir melalui pertanyaan-pertanyaan.
C.
Karakteristik
Metode
Pembelajaran Inkuiri
Menurut Sanjaya
(2006 : 197) ada beberapa hal yang menjadi karakteristik utama dalam metode
pembelajaran inkuiri, yaitu :
Metode inkuiri
menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan. metode
pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar melainkan
sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa.
D.
Ciri-ciri
Metode Pembelajaran Inkuiri
a. Jawaban
yang dicari siswa tidak diketahui terlebih dahulu
b. Siswa
berhasrat untuk menemukan pemecahan masalah
c. Suatu
masalah ditemukan dengan pemecahan siswa sendiri
d. Hipotesis
dirumuskan oleh siswa untuk membimbing percobaan atau eksperimen.
e. Para
siswa mengusulkan cara-cara pengumpulan data dengan mengumpulkan data,
mengadakan pengamatan, membaca atau menggunakan sumber lain.
f. Siswa
melakukan penelitian secara individu atau berkelompok untuk mengumpulkan data
yang diperlukan untuk menguji hipotesis tersebut.
g. Siswa
mengolah data sehingga mereka sampai pada kesimpulan.
E.
Prinsip Metode Pembelajaran Inkuiri
a.
Berorientasi
pada pengembangan intelektual
Tujuan
utama dari strategi inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir.
b.
Prinsip
interaksi
Pembelajaran
adalah proses interaksi, baik interaksi antara siswa maupun interaksi.
c.
Prinsip
bertanya
Kemampuan
guru dalam bertanya pada pembelajaran yang menggunakan metode inkuiri sangat
diperlukan dengan guru, bahkan interaksi antara siswa dengan lingkungan.
d.
Prinsip
belajar untuk berpikir
Belajar
bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses
berpikir, yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak.
e.
Prinsip
keterbukaan
Belajar
adalah suatu proses mencoba berbagai kemungkinan. Dalam
metode inkuiri, tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan
kepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran
hipotesis yang diajukan.
F.
Kelebihan dan Kelemahan Metode Inkuiri
a. Kelebihan Metode Inkuiri :
a. Siswa aktif dalam kegiatan belajar,
sebab ia berfikir sebab ia berfikir dan menggunakan kemampuan untuk hasil akhir
b. Perkembangan cara berpikir ilmiah, seperti menggali pertanyaan, mencari
jawaban, dan menyimpulkan/memperoses keterangan dengan metode inkuiri dapat
dikembangkan seluas-luasnya
c. Dapat melatih anak untuk belajar sendiri
dengan positif sehingga dapat mengembangkan pendidikan demokrasi.
b. Kelemahan metode inkuiri :
a. Belajar mengajar dengan metode inkuiri
memerlukan kecerdasarn anak yang tinggi. Bila anak kurang cerdas, hasilnya
kurang efektif
b. Metode inkuri kurang cocok pada anak
yang usianya terlalu muda, misalnya anak SD.
G.
Langkah-langkah
Adapun
syarat-syarat penerapan metode inkuiri adalah :
a. Merumuskan
topik inkuiri dengan jelas dan bermanfaat bagi siswa
b. Membentuk
kelompok yang seimbang, baik akademik maupun sosial
c. Menjelaskan
tugas dan menyediakan balikan kepada kelompok-kelompok dengan cara yang
responsif dan tepat waktunya.
d. Sekali-kali
perlu intervensi oleh guru agar terjadi interaksi antarpribadi yang sehat dan
demi kemajuan tugas.
e. Melaksanakan
penilaian terhadap kelompok, baik terhadap kemajuan kelompok maupun terhadap
hasil-hasil yang dicapai (Hamalik, 2004 : 65).
STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK
(PROJECT BASED
LEARNING)
A.
Sejarah Pembelajaran Berbasis Proyek
Munculnya gagasan tentang metode
pembelajaran berbasis proyek diawali dengan adanya metode problem-based
learning. Problem-based learning sendiri berawal dari fenomena di
lapangan yaitu banyak dari lulusan pendidikan medis (kedokteran) yang memiliki
pengetahuan faktual dan akademik tinggi namun tidak mampu menerapkan
pengetahuannya dalam penanganan pasien sungguhan. problem-based learning
dikembangkan pada akhir 1960-an untuk tujuan utama yakni digunakan untuk
pelatihan dokter di Universitas McMaster di Ontario, Kanada Setelah mengkaji tentang pendidikan yang
dilakukan terhadap calon tenaga medis maka dikembangkan suatu program
pembelajaran yang menempatkan calon tenaga medis ke dalam situasi simulatif
yang dikenal dengan problem-based learning
B. Pengertian
Pembelajaran Berbasis Proyek (PBL)
Pembelajaran Berbasis Proyek (PBL) merupakan metode
belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan
mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas
secara nyata. Pembelajaran
berbasis proyek dirancang untuk digunakan pada
permasalahan komplek yang diperlukan siswa
dalam melakukan insvestigasi dan memahaminya.
C. Karakteristik Pembelajaran Berbasis
Proyek (PBL)
1.
Siswa membuat
keputusan dan membuat langkah kerja,
2.
Terdapat
masalah yang pemecahan masalahnya tidak ditemukan sebelumnya,
3.
Siswa
merancang proses untuk menyancapai hasil,
4.
Siswa
bertanggung jawab untuk mendapatkan dan mengelola informasi yang dikumpulkan,
5.
Siswa
melakukan evaluasi secara kontinu,
6.
Siswa secara
teratur melihat kembali apa yang mereka kerjakan,
7.
Hasil akhir
berupa produk dan dievaluasi kualitasnya, dan
8.
Kelas
memiliki atmosfir yang memberi toleransi kesalahan dan perubahan.
D. Prisnsip
– Prinsip Pembelajaran Berbasis Proyek (PBL)
1. Prinsip Sentralistis (centrality) menegaskan bahwa Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan
efisiensi dari kurikulum.
2. Prinsip Pertanyaa Pendorong / Penuntun (driving question) berarti bahwa kerja
proyek berfokus pada “pertanyaan atau permasalahan” yang dapat mendorong siswa untuk
berjuang memperoleh konsep atau prinsip utama suatu bidang tertentu.
3. Prinsip Investigasi Konstruktif (constructive investigation) yaitu proses
yang mengarah kepada pencapaina tujuan.
4. Prinsip otonomi (autonomy) dalam pembelajaran berbasis proyek dapat diartikan
sebagai kemandirian siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran
5. Prinsip Realistis (realism) pembelajaan berbasis proyek harus dapat memberikan
perasaan realistis kepada siswa, termasuk dalam memilih topik, tugas dan peran
konteks kerja.
E. Kelebihan
Pembelajran Berbasis Proyek (PBL)
a. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
b. Membuat siswa menjadi lebih aktif dan berhasil
memecahkan problem – problem yang kompleks.
c. Mendorong siswa untuk mengembangkan dan mempraktikkan
keterampilan komunikasi.
d. Meningkatkan keterampilan siswa dalam mengelola
sumber.
e. Memberikan pengalaman pembelajaran dan praktik
kepada siswa dalam mengorganisasi proyek.
f. Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan
siswa secara kompleks dan dirancang untuk berkembang sesuai dunia nyata.
g. Melibatkan siswa untuk belajar mengambil informasi
dan menunjukkan pengetahuan yang dimiliki, kemudian di implementasikan dengan
dunia nyata.
h. Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan,
sehingga siswa maupun guru menikmati proses pembelajaran.
F. Kekurangan Pembelajaran Berbasis Proyek (PBL)
a. Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan
masalah.
b. Membutuhkan biaya dan peralatan yang cukup banyak.
c. Banyak guru yang merasa nyaman dengan kelas
tradisional, di mana guru memegang peran utama di kelas.
d. Siswa yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan
pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan.
e. Ada kemungkinan siswa yang kurang aktif dalam kerja
kelompok.
f. Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing
kelompok berbeda, di khawatirkan siswa tidak bisa memahami topik secara
keseluruhan.
G. Langkah
– Langkah Pembelajaran Berbasis Proyek
(PBL)
Penjelasan Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis
Proyek sebagai berikut.
1.
Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start
With the Essential Question).
Pembelajaran
dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat memberi
penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas
2.
Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the
Project).
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara
guru dan siswa. Perencanaan berisi tentang aturan main.
3.
Menyusun Jadwal (Create a
Schedule)
Guru dan siswa secara kolaboratif menyusun jadwal
aktivitas dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain: (1)
membuat timeline (2) membuat deadline penyelesaian proyek, (3) membawa siswa
agar merencanakan cara yang baru, (4) membimbing siswa ketika mereka membuat
cara yang tidak berhubungan dengan proyek, dan (5) meminta siswa untuk membuat
penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu cara.
4.
Memonitor siswa dan kemajuan
proyek (Monitor the Students and the Progress of the Project)
Guru bertanggung jawab untuk melakukan monitor
terhadap aktivitas siswa selama menyelesaikan proyek.
5.
Menguji Hasil (Assess the
Outcome)
Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam
mengukur ketercapaian standar.
6. Mengevaluasi
Pengalaman (Evaluate the Experience)
Pada akhir proses
pembelajaran, siswa dan guru melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil
proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu
maupun kelompok.